Petualangan Mianka - Chapter 3



Chapter 3
Selamat Natal Mianka!
Natal adalah waktu yang paling ditunggu oleh anak-anak di seluruh dunia. Permen, lampu natal, kue yang dipanggang Mama dan lagu-lagu natal juga disukai oleh Mianka, sama seperti kamu. Hari ini 11 Desember, dua minggu sebelum malam natal, Mianka juga sibuk dengan persiapan drama natal di sekolah minggu. Pada drama tersebut Mianka akan bernyanyi bersama dengan beberapa anak lain di kelas balita. Mianka dan teman-temannya akan menyanyikan lagu Joy To The World. Walaupun lagu tersebut berbahasa inggris tapi Mianka dan teman-temannya bersemangat untuk mendukung drama natal tersebut.
Joy to the world, The Lord is come….
Let Earth, received Her King…
Let every hearth, prepared Him room…
And heaven and nature sing…and heaven and nature sing…
And heaven…and heaven…and nature sing…
Mianka ingat bait ini dan bagian yang paling ia suka pada bagian pengulangan kata heaven dan nature. Mianka yakin yang diucapkannya sudah benar walaupun lebih jelas terdengar ‘epenen necer sing’. Kakak di sekolah minggu juga tidak mempermasalahkan kesalahan ucapan tersebut yang penting semua anak di kelas Mianka mau berpartisipasi untuk drama natal. Mianka sangat senang menyanyikan lagu tersebut meskipun ia tidak tahu artinya sama sekali.
Di sekolah, di kelas dan di saat istirahat, Mianka berlatih menyanyikan lagu tersebut. Ia berharap dapat menampilkan yang terbaik pada saat drama natal. Di rumah, Mianka juga berlatih terus tanpa henti. Pada saat makan bersama, pada saat gosok gigi dan pada waktu membantu  Mama mengelap piring pun Mianka menyanyikan lagu tersebut. “Epenen necer sing…enepenen necer sing…” gumam Mianka, Mama dan Papa tersenyum kecil melihat tingkah Mianka.
Hari minggu tiba, Mianka dan teman-teman kelas balita berlatih lagi menyanyikan Joy to the world di kelas mereka. Si kembar Oscar dan Oswald datang berpakaian rapih dengan kaos kembar bergambar Bugs Bunny dan Tasmanian Devil. Kevin dan Alexader memakai baju pemain sepak bola kesayangan mereka, Lionel Messi. Quinzi, Princessa dan Latisha hari ini memakai gaun sederhana seperti putri negri dogeng. Mianka memakai baju kodok warna biru dan kaos polos berwarna putih. Mereka semua siap untuk berlatih.
Semua anak terlihat serius berlatih, ya walaupun sesekali si kembar Oswald dan Oscar berlari dan mengganggu teman-teman yang lain tapi mereka masih tetap bernyanyi. Kakak sekolah minggu sesekali mengingatkan si kembar untuk duduk dan kemudian mereka berlarian kembali.
Kakak dari kelas madya mendengar dari balik kelas balita sambil sesekali tersenyum melihat antusias anak kelas balita dalam drama natal. Kelas madya akan memainkan drama dan ditengah drama tersebut akan ada nyanyian dari kelas balita. Semua untuk perayaan natal sekolah minggu. Semua anak bersemangat dan senang.
***
“Mama, nanti Mianka mau pakai baju kodok Mianka yang warna jingga dan kaos itu yah Ma. Mama enggak usah beliin Mianka baju baru, Mianka mau pakai yang itu,” ujar Mianka sambil menunjuk salah satu baju di lemari. “Wah Mianka yakin enggak mau pakai baju baru untuk perayaan natal?” tanya Mama. “Iya Ma, Mianka yakin. Kakak sekolah minggu bilang ke Mianka waktu Tuhan Yesus lahir juga tidak dalam keadaan yang layak. Yesus enggak pakai baju bagus dan natal bukan berarti baju atau makanan enak tapi kasih sayang Yesus kepada Mianka, Papa dan Mama. Lagipula baju Mianka yang lain masih bagus kok.” Mama bingung mau merespon apa dan kemudian Mama hanya memeluk Mianka.
***
Tepat tanggal 24 Desember, malam natal. Hari yang ditunggu Mianka tiba. Sesuai permintaan Mianka hari itu dirinya memakai baju kodok berwarna jingga dan kaos yang sudah ia pilih sebelumnya. Mianka sangat senang karena akhirnya bisa tampil bernyanyi bersama kelas balita. Mianka sangat bersemangat sekaligus cemas karena  saat ini adalah penampilan pertamanya. Mianka hanya berpikir untuk menampilkan yang terbaik karena Papa mau merekam penampilan Mianka malam itu. “ Papa pasti bangga liat aku nyanyi nanti,” gumam Mianka dalam hati.
“Anak-anak kelas balita ayo kumpul di sini, kita berdoa dulu sebelum tampil yah,” ucap kak Mauren sambil mengatur anak-anak. Mianka langsung bangkit dari kursinya kemudian pamit kepada Papa dan Mama. “Ma, Pa, Mianka pasti bisa nyanyi bagus buat direkam nanti. Dadaaah…” ujar Mianka sambil melambaikan tangan. Papa dan Mama senang  melihat Mianka sangat bersemangat.
***
“Cup…cup..cup… sudah Mianka jangan menangis lagi, aku juga enggak hafal lagunya tadi,” kata Quinzi menenangkan Mianka tapi ia malah terus menangis. Mianka takut kalau Papa tidak jadi merekam penampilan Mianka karena tadi ia tidak hafal dengan lagunya. Mianka ingin penampilan tadi sempurna tapi semua malah menjadi kacau. Mianka tidak berani melangkah ke tempat duduk Papa dan Mama dan hanya duduk di ruang kelas balita.
Papa dan Mama cemas karena semua anak telah kembali ke oangtuanya tapi Mianka belum datang ke tempat mereka. “Mama Mianka, Mianka masih ada di kelas. Mianka nangis gara-gara gak hafal lagunya tadi,” lapor Quinzi kepada Mama. Mama dan Papa hanya tersenyum kemudian Papa berkata,” Biar Papa saja yang ke kelas. Papa bergegas ke kelas balita sambil membawa rekaman penampilan Mianka. “Tok…tok..tok.. ada Mianka di sini? Papa boleh masuk?” tanya Papa, Mianka hanya terdiam di tempat duduknya sambil menangis. “Mianka, masih mau duduk di sini? Kamu masih mau menangis? Nanti kalau air mata kamu habis mau beli dimana? Papa tidak tahu harus beli air mata dimana,” jawab Papa sambil tersenyum. Mianka berhenti menangis dan memandang Papa. “Penampilan aku tadi jelek Pa. Papa pasti batal ngerekam aku, hiiiks…aku sudah hafal lagunya di rumah tapi hiiks… tadi hiiiks…” Mianka menangis lagi, Papa langsung dengan cepat memeluk Mianka. “Sudah sayang. Papa tetap merekam penampilan Mianka tadi. Papa yakin Mianka sudah berusaha memberikan yang terbaik dan Mianka tahu, Tuhan Yesus juga yakin Mianka sudah berusaha menampilkan yang terbaik,” jawab Papa. Mianka mulai berhenti menangis. “Mianka sekarang dengarkan Papa yah, Mianka sudah pernah diceritakan oleh kakak sekolah minggu tentang para gembala pada kelahiran Tuhan Yesus?” tanya Papa. “Sudah Pa. Kenapa?” Mianka balik bertanya. “Gembala tersebut bahkan tidak ada persiapan sama sekali dalam menyambut Tuhan Yesus tetapi dengan ketulusan hati mereka mau mengikuti bintang yang bersinar untuk sampai ke tempat kelahiran Tuhan Yesus. Tuhan Yesus dan orangtuanya tetap mau menerima mereka sekalipun mereka datang tanpa membawa kado. Ketulusan hati mereka lebih berarti daripada segala kado yang ada di dunia. Mianka hari ini juga tulus kan dalam bernyanyi dan semua itu untuk menyambut kelahiran Tuhan Yesus bukan?” tanya Papa. Mianka menjawab,”Iya Mianka mau Tuhan Yesus senang dengan penampilan pertama Mianka, terus Mianka juga mau Papa merekam penampilan Mianka yang bagus.” Papa tersenyum sambil mengelus kepala Mianka, “Sekarang yang terpenting Mianka sudah berusaha menampilkan yang terbaik untuk Tuhan Yesus. Ia pasti mengerti semua usaha Mianka. Papa saja mengerti apalagi Tuhan Yesus. “ Penjelasan Papa menenangkan Mianka. Perlahan-lahan ia mulai tersenyum. “Jadi yang penting ketulusan hati Mianka yah Pa untuk Tuhan Yesus?” tanya Mianka. “Ketulusan hati dan bukan rekaman Papa. Walaupun Mianka masih kecil tapi Mianka harus tahu bahwa setiap ketulusan kecil semua menyenangan Tuhan Yesus, bukan baju Mianka, bukan cara MIanka menyanyi tapi Tuhan Yesus menilai hati Mianka,” jelas Papa. “Tuhan Yesus sangat baik yah Pa,” ucap Mianka senang. “Iya dong. Ayo Mianka kita kembali ke Mama,” ajak Papa. “Ayo Pa kita ke Mama,” sambut Mianka sambil merangkul tangan Papa. “Pa, nanti Mianka mau liat rekamannya yah, biar natal selanjutnya Mianka bisa lebih bagus lagi kasih kado untuk Tuhan Yesus,” pinta Mianka. “Siap princess!” jawab Papa sambil menggendong Mianka.
***
Natal sekarang bagi Mianka bukan lagi kado dan penampilan tapi bagaimana kita dengan tulus memberikan ‘kado’ untuk Tuhan Yesus. Selamat Natal semua! Selamat Natal Mianka!

Comments

Popular Posts